BELI DI SHOPEE

Selasa, 10 Februari 2015

Penetapan Status DBD, Gubernur Tunggu Laporan

Penetapan Status DBD, Gubernur Tunggu Laporan


Penetapan Status DBD, Gubernur Tunggu Laporan

Posted: 09 Feb 2015 11:06 PM PST

BANDARLAMPUNG – Hingga kemarin (9/2), Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo masih menunggu laporan daerah terkait serangan demam berdarah dengue (DBD) di provinsi ini. Dia masih memantau dampak serangan DBD melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung. Pemantauan dilakukan untuk menetapkan status penyakit tersebut, apakah provinsi ini akan ditetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB) atau malah darurat DBD.

''Saya tidak bisa sembarang memutuskan, karena khawatirnya berdampak negatif terhadap daerah kita. Untuk itu, saya harus menerima data konkret dari daerah-daerah dahulu. Tanpa hal tersebut, saya belum bisa memutuskan," ujarnya kemarin (9/2).

    Terpisah, Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Hubungan Masyarakat Diskes Lampung dr. Asih Hendrastuti mengaku pihaknya belum akan mengusulkan status Lampung menjadi darurat DBD meskipun memang diakuinya, untuk penyakit ini terdapat peningkatan kasus.

Menurutnya, ada peningkatan signifikan dalam kasus DBD untuk periode Januari 2014 dengan Januari 2015. Pada Januari 2014 jumlahnya mencapai 227 kasus, sedangkan Januari 2015 ada 537 kasus.

"Untuk Januari 2015 yang tertinggi dari Kota Metro sebanyak 134 kasus,. sedangkan pada Januari 2014 lalu di Kabupaten Pringsewu  45 kasus," jelasnya.

Dia mengaku, pihaknya tidak mengusulkan status darurat DBD karena data peningkatan kasus belum mencapai angka darurat yakni  angkanya masih di antara pola maksimum yakni 1.439 kasus dan pola minuman 134 kasus dalam 5 tahun terakhir.

"Kita bisa menetapkan status darurat DBD, jika angka kasus DBD di atas 1.439. Nah, kita masih di bawah itu," katanya.  

Dia menjelaskan, selain darurat DBD, penetapan status KLB atau pencabutan status KLB juga disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.150/Menkes/Per/x/2010.

Menurutnya, ada beberapa faktor suatu daerah dapat menetapkan KLB, di antaranya apabila memenuhi kriteria salah satunya peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakit.

Kemudian, peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.

"Penurunan status KLB bisa dilakukan apabila dalam 2 masa inkubasi yakni 7-14 hari terjadi penurunan kasus. Berarti status KLB bisa dicabut setelah 14 hari hingga satu bulan kedepan semenjak ditetapkan KLB," paparnya.

Terkait serangan DBD ini, wanita berjilbab ini meminta warga tetap menjalankan program 3M Plus tidak hanya di rumah tapi di tempat umum seperti pasar dan sekolah.

"Jika tidak ada kesadaran masyarakat sendiri untuk melakukan pemberantas DBD dengan 3M Plus, maka tidak guna arti dari sosialisasi Diskes tentang program 3M Plus, apalagi hingga akhir Februari  frekuensi curah hujan masih meningkat, otomatis kewaspadaan diri akan sarang nyamuk juga harus meningkat," pintanya.

Sementara, pantauan Radar Lampung kemarin, langkah fogging terus dilakukan di beberapa tempat di kota ini. Salah satu tempat yang di fogging kemarin adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM).

Kabaghumas RSUDAM Esti Comalaria mengatakan, fogging dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk aedes aegypty di RS tersebut.

Pada kesempatan kemarin, Esti juga mengatakan pihaknya kemarin kembali menerima satu pasien yang terjangkit DBD. Pasien itu bernama M. Ivan (3) merupakan warga Kecamatan Penengahan, Bandarlampung.

Terkait adanya pasien yang dirawat di selasar, ia membenarkan hal itu terjadi lantaran ruangan yang penuh. "Tetapi saat ini sudah tidak ada pasien yang dirawat di selasar," ucapnya.

Sementara, Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. mengatakan, terkait wabah DBD yang menyerang Bandarlampung, pihaknya sudah meminta Diskes Bandarlampung hingga camat dan lurah turun ke lapangan.

"Semuanya sudah jalan terus, dan terus dilakukan penyemprotan terus terhadap nyamuk aedes aegypti," tandasnya.(gie/abd/why/p5/c1/whk)

Aspal Jembatan Olokgading Ambrol

Posted: 09 Feb 2015 11:05 PM PST

BANDARLAMPUNG – Banjir yang melanda Bandarlampung pada Minggu (8/2) tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga merusak infrastruktur jalan di kota ini. Salah satunya, ambrolnya aspal jembatan di Jl. dr. Setiabudi, Kelurahan Negeri Olokgading, Telukbetung Barat (TbB). Akibatnya, mobil tidak dapat melalui jembatan tersebut.

Ketua RT 1/Lingkungan 1 Syahrial (55) mengatakan, warga tidak ada yang mengetahui pasti saat kejadian. Tetapi, penyebabnya adalah derasnya air yang mengalir di bawah jembatan hingga menggerus aspal.

''Tadi Pak Wali Kota sudah datang. Beliau sudah meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk memperbaiki secepatnya," ujar dia.

Syahrial melanjutkan, ambrolnya jembatan itu juga sudah langsung dikoordinasikan dengan kelurahan dan kecamatan. ''Dari pagi, Pak Camat dan Lurah juga sudah melihat sehingga cepat tertangani," ungkapnya.

Terpisah, tenaga sukarela Kementerian Sosial (Kemensos) Ika Pujianti Rahayu mengatakan, banjir yang terjadi di Jl. Raden Pemuka RT 02/Lk. 02, Kampung Jagabaya IV, Kelurahan Gunungsulah, Wayhalim, pada Minggu (8/2) mengakibatkan warga setempat mengalami gatal-gatal.

"Warga ada juga yang mengalami demam. Hingga saat ini belum ada bantuan untuk warga akibat dampak banjir ini,"" ucapnya.

Sementara, Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. mengaku kebingungan dalam mengatasi banjir pada berbagai tempat di kota ini. "Saya sudah mengupayakan dengan meninggikan talut, namun tetap saja banjir. Saya juga bingung, talut sudah ditinggikan tapi tetap saja banjir," ujarnya singkat.

Diketahui, hujan yang mengguyur Kota Bandarlampung sejak pukul 16.00 hingga 22.00 WIB Minggu (8/2) menyebabkan ratusan rumah di beberapa wilayah terendam. Di salah satu titik, ketinggian air bahkan mencapai dua meter.

Data yang dihimpun Radar Lampung, banjir terpantau di sepanjang Jalan Sultan Agung. Genangan air juga terlihat mulai lampu merah Jl. Kimaja hingga Jl. Raden Saleh.

Banjir juga terpantau di Jl. Raden Pemuka RT 02/Lk. 02, Kampung Jagabaya IV, Kelurahan Gunungsulah, Wayhalim. Di titik ini, sebanyak 32 rumah terendam sejak Jumat (7/2) lalu.

Musibah serupa juga melanda Gang Toyib, RT 03/Lk. 01, Kelurahan Rajabasa Induk, Rajabasa. Banjir dengan ketinggian 10-50 sentimeter ini merendam sekitar 50 rumah warga. Selanjutnya di RT 08/Lk. 01, Kelurahan Pengajaran, Telukbetung Utara (TbU), banjir merendam 3 rumah warga hingga ketinggian satu meter.

    Tidak itu saja, banjir juga melanda Perum Jati Rahayu RT 09/Lk. 02, Kelurahan Campangjaya, Sukabumi, yang mengakibatkan 35 rumah terendam. Sebanyak 19 rumah di antaranya mengalami rendaman terparah.

    Banjir besar setinggi dua meter terjadi di Jl. Sultan Syarif, Perum Jati Baru, Kelurahan Kalibalau Kencana. Banjir yang merendam ratusan rumah ini memaksa warga untuk mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi.

    Susiana (32), warga Gunungsulah, mengatakan, warga sekitar sudah mengalami gatal-gatal karena banjir yang terjadi sejak Jumat (6/2) belum juga surut. ''Iya Mas, jangankan bantuan yang tak kunjung datang. Kita ditengok saja tidak. Harapan kita ada solusi, karena meskipun tidak ada kali di sekitar wilayah kita ini, tetap saja banjir kalau hujan turun," kata dia.

    Senada Andika Putra (23), warga Gang Toyib, Rajabasa, juga mengeluhkan banjir yang terus datang saat musim hujan. ''Pasti banjir selama drainase di sini tidak dinormalisasi. Kan drainasenya terjadi pendangkalan. Karena itu harapan kami, warga sekitar, agar segera dinormalisasikan," kata dia.

    Sementara di lokasi banjir terparah yang berada di Perumahan Jati Baru, ratusan warga mengungsi ke salah satu masjid yang lokasinya lebih tinggi dari lokasi yang terendam.

    Di sana sudah terbagi antara kamar wanita dan laki-laki. Untuk wanita menginap di dalam masjid, sedangkan laki-laki menginap di pelataran masijd.

    Banjir yang terjadi dilokasi tersebut menimbulkan air yang sangat deras sehingga medan sulit dilewati oleh orang yang akan melintas diwilayah tersebut. Bahkan, menurut informasi yang dihimpun di lapangan, masih banyak warga di dalam lokasi banjir yang belum sempat mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandarlampung, langsung diterjunkan untuk membantu proses evakuasi warga. Dengan perahu karet dan tambang, petugas BPBD melawan arus yang begitu deras sebagai usaha mengungsikan warga yang masih terperangkap banjir. (why/p5/c1/whk)

20 Ribu Jamaah Hadiri Lampung Bersholawat

Posted: 09 Feb 2015 11:05 PM PST

BANDARLAMPUNG – Rintik hujan ternyata tidak menyurutkan langkah sekitar 20 ribu orang untuk memadati lapangan parkir Mapolda Lampung guna menghadiri acara Lampung Bersholawat yang dihelat Majelis An Nur pada Sabtu (7/2) lalu.

    Para peserta terlihat begitu antusias mengikuti acara yang juga dihadiri perwakilan TNI dan Polri ini. Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. juga tampak hadir dalam acara tersebut.

    Menurut panitia acara Ustad Muhammad Soleh, peserta merupakan jamaah dari seluruh penjuru Lampung. ''Pembacaan Sholawat Maulid Simtudduror dipimpin langsung oleh Al Habib Umar bin Muhdor Al Haddad. Acaranya bertemakan Lampung Bersholawat," ucapnya kemarin (9/2).

    Dijelaskan, kegiatan itu dilaksanakan untuk menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah islamiah antara para habaib, ulama, umara, TNI, dan Polri. ''Selain dihadiri jamaah dari seluruh kabupaten/kota se-Lampung, ada juga jamaah dari Jakarta, Palembang, dan Pekanbaru," ungkapnya.

    Sholeh menambahkan, acara tersebut memang agenda tetap Majelis An Nur. ''Acara Sholawat juga diisi dengan ceramah dari Al Habib Abubakar bin Abdul Qadir Mauladdawilah dari Malang," paparnya. (why/p6/c1/fik)

 

 

 

24 Siswa Terjaring OTS

Posted: 09 Feb 2015 11:02 PM PST

Ada yang Sedang Nyalon hingga Pacaran
BANDARLAMPUNG – Potret pendidikan di Kota Bandarlampung kian buram. Perilaku pelajar yang sering membolos masih sulit dihilangkan. Buktinya, setelah pada Kamis (5/2) Badan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) menjaring 12 pelajar dalam operasi tertib siswa (OTS), kemarin (9/2) korps Praja Wibawa ini kembali menjaring 24 pelajar dalam OTS.

    Mirisnya, dalam OTS yang dimulai pukul 10.00 WIB itu, Banpol PP menjaring dua siswi, masing-masing berinisial SA dan TB, dari salah satu SMA negeri di Bandarlampung yang tengah ''nyalon" di salon yang ada di Simpur Centre.

    Banpol PP juga menjaring pelajar SMA yang tengah berpacaran di kompleks PKOR Wayhalim. Selain itu, belasan pelajar juga terjaring saat sedang asyik bermain internet di warung-warung internet (warnet). Di antaranya Warnet Empire Z yang berada di Jl. Gadjah Mada, Tanjungkarang Timur (TkT).

Kepala Pelaksana OTS Hastari mengatakan, dari 24 pelajar yang terjaring, 8 di antaranya siswa SMP. Sementara sisanya siswa SMA. ''Setelah didata, barulah pihak sekolah yang menjemput pelajarnya yang terjaring razia," ujarnya kemarin.

Pada kesempatan kemarin, Haristari mengingatkan kepada pemilik warnet agar patuh atas surat edaran yang melarang menerima pelajar di jam belajar. "Patuhi SE itu, larang pelajar yang bermain internet di jam sekolah!" pintanya.

Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Bandarlampung Riyuzen Praja Tuala saat dikonfirmasi mengenai permasalahan ini mengatakan, banyaknya siswa yang terjaring dalam OTS menandakan lemahnya pengawasan sekolah dan orang tua yang tidak memperhatikan anaknya.

Karenanya, ia meminta OTS lebih digiatkan agar ada efekjera kepada pelajar yang sering membolos. "Ya, semua pihak harus tegas, sehingga sikap disiplin pelajar dapat terbangun," harapnya.

Sementara AR, salah satu siswa SMP negeri di Bandarlampung yang terjaring OTS mengatakan, ia bermain internet karena memang tengah diskors oleh pihak sekolah. "Saya bukan bolos, saya sedang diskorsing," akunya kemarin. (why/p5/c1/whk)

Lampung Siap Menjadi Tuan Rumah HPN 2017

Posted: 09 Feb 2015 07:08 PM PST

BATAM - Provinsi Lampung siap menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2017 mendatang. Kesiapan ini diungkapkan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo usai acara HPN 2015 di Hotel Harmoni One-Batam kemarin (9/2). Kehadiran Ridho di Batam memang khusus menghadiri acara puncak peringatan HPN 2015. ''Pemerintah Provinsi Lampung siap menjadi tuan rumah HPN. Kami siap mendukung kemajuan pers di Lampung.  Sesuai dengan tema HPN kali ini, Pers Sehat, Bangsa Hebat. Untuk itu, kami dukung keterbukaan informasi," ujarnya di hadapan awak media.

    Puncak peringatan HPN ditandai dengan MoU antara PWI Pusat dengan menteri riset teknologi dan pendidikan tinggi serta gubernur Jawa Tengah untuk mendirikan sekolah formal jurnalisme.

    ''Sekolah formal jurnalisme ini merupakan sekolah pertama yang didirikan di Indonesia," kata Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono dalam sambutannya.

    Selain itu, lanjut Margiono, pada HPN kali ini juga dilakukan MoU dengan perusahaan swasta dan BUMN di bidang pelatihan jurnalistik serta penyerahan anugerah karya jurnalistik.

    Pada kesempatan itu, Margiono memberikan apresiasi kepada gubernur Jawa Tengah yang begitu semangat mendukung keberadaan pers Indonesia.

    Diketahui, puncak HPN kali ini dihadiri 32 kepala daerah dari seluruh Indonesia. Menariknya hadir juga para tokoh pers dari negara tetangga seperti Malaysia, Siangapura, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan. (rls/p6/c1/fik)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELI DI SHOPEE

New