BELI DI SHOPEE

Rabu, 30 Desember 2015

Dispenda Launching Samsat Ladies

Dispenda Launching Samsat Ladies


Dispenda Launching Samsat Ladies

Posted: 30 Dec 2015 07:42 AM PST

radarlampung.co.id- Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo bersama Kapolda Lampung Brigjen Pol Edward Syah Pernong menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan pendapatan asli daerah.

Penandatanganan ini juga dilanjutkan kesepakatan antara Dinas Pendapatan Provinsi Lampung, Ditlantas Polda Lampung, Jasa Raharja dan Bank Lampung di Mall Boemi Kadaton, Rabu (30/12).

Selanjutnya, Pemprov melalui Dinas Pendapatan Daerah melaunching Samsat Ladies sebagai inovasi baru dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi Lampung.

Gubernur menjelaskan, penandatanganan nota Kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen Pemprov dalam mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat melalui peningkatan teknologi informasi dan modernisasi pelayanan, khususnya dalam pembayaran pajak kedaraan bermotor.

Lebih lanjut Gubernur menjelaskan, guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Provinsi Lampung telah melahirkan produk turunan yang lainnya dalam bentuk Samsat Online sehingga kedepan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dilakukan melalui ATM atau bahkan SMS Interaktif.

Kadispenda Lampung Syaiful Dermawan menjelaskan,saat ini Dispeda Provinsi Lampung memiliki alat kelengkapan yang terdiri dari 8 Kantor UPTD, 10 Samsat Induk, 4 Samsat Pembantu, 3 Samsat Mall, 1 Samsat Kontainer, 8 Samsat Keliling dan ditambah Samsat Ladies yang diresmikan hari ini.

"Sehingga tujuan Pemerintah Provinsi Lamlung dalam memberikan kemudahan pada wajib pajak melalui pelayanan antar samsat dapat terwujud", jelasnya.

Ditambahkan Karo Humas dan Protokol Bayana Pemprov Lampung didampingi pula oleh Kabag Humas Heriyansyah, kegiatan ini turut hadir anggota Fokorpimda Provinsi Lampung, Pj. Walikota Bandar Lampung Sulpakar, Kepala Jasa Raharja Cabang Lampung, Direktur Bank Lampung dan Sejumlah Kepala SKPD di Lingkungan Pemprov Lampung. (rls/adi)

Tanggamus Siap Tuan Rumah MTQ ke-44

Posted: 30 Dec 2015 06:48 AM PST

radarlampung.co.id- Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-44 Tingkat Provinsi Lampung akan diselenggarakan di Kota Agung, Tanggamus pada pertengahan April Tahun 2016. Hal itu terungkap dalam rapat persiapan pelaksanaan MTQ ke-44 Tingkat Provinsi Lampung di ruang rapat asisten, Rabu (30/12).

Asisten Bidang Kesra Elya Muchtar menjelaskan bahwa MTQ ke-44 akan diikuti oleh 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi. Hal ini mengacu pada Keputusan Gubernur Lampung No.G/3/9/B.VII/HK/2015 Tanggal 2 Juli 2015 Tentang Penunjukan dan Penetapan Kabupaten Tanggamus sebagai Tempat Penyelenggaraan MTQ Tingkat Provinsi Lampung ke-44 Tahun 2016.

Sekkab Tanggamus Mukhlis Basri mengatakan rapat ini juga digelar selain membicarakan persiapan pelaksanaan MTQ ke-44 Tingkat Provinsi Lampung juga sebagai tanda kesiapan Tanggamus menjadi tuan rumah dalam penyelenggaran MTQ.

"Kami menyatakan siap sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan MTQ ke-44 Tingkat Provinsi Lampung dan telah membentuk panitia dengan berbagai tugas dan fungsinya masing-masing agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses," jelasnya.

Karo Humas dan Protokol Pemprov Lampung Bayana didampingi Kabag Humas Heriyansyah menambahkan, rapat turut dihadiri Karo Bina Mental Ratna Dewi serta sejumlah pejabat eselon dan pengurus PKK di Lingkungan Pemkab Tanggamus serta Kanwil Kemenag Provinsi Lampung. (rls/adi)

Lamteng Promosikan Beras Ubikayu dan Jagung

Posted: 29 Dec 2015 11:12 PM PST

radarlampung.co.id - Beragam produk inovatif techno park Lampung Tengah (Lamteng) diperkenalkan pada launching yang digelar di ruang Abung, Pemprov Lampung, Rabu (30/12). Produk-produk hasil pengembangan kewirausahaan tersebut berupa bahan pangan yang diolah dari hasil bumi yang banyak terdapat di wilayah Lamteng. Seperti ubi kayu, daun singkong, dan jagung yang diolah menjadi beras, tepung, dan camilan.

Koordinator Pengembangaan kewirausahaan produk inovasi techno park Lamteng Ir. Eka Mulawati menjelaskan, salah satu produk unggulan mereka yakni beras sehat, yang terbuat dari ubikayu dan jagung.

"Beras ini kami sediakan dalam kemasan 1kg dan 3kg. Terbuat dari ubikayu dan jagung," katanya.

Ia melanjutkan, beras tersebut diolah tanpa bahan pengawet dan pewarna, rendah lemak dan berserat tinggi. Sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Sementara itu, untuk harga perkilo dari beras tersebut diberikan dengan Rp13.000 per kg. (ega/adi)

Proses Klaim BPJS Menyulitkan!

Posted: 29 Dec 2015 09:52 PM PST

BANDARLAMPUNG – Polemik belum dibayarkannya insentif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM) menuai sorotan DPRD Lampung. Sebagian anggota lembaga legislatif ini menilai permasalahan belum dicairkannya tunjangan itu lantaran ribetnya proses klaim rumah sakit (RS) kepada BPJS Kesehatan, sehingga menimbulkan keterlambatan RS dalam mencairkan dana.

Seperti diungkapkan anggota Komisi V DPRD Lampung Mufti Salim. Menurutnya, dari segi pelayanan BPJS telah banyak kemajuan. Namun terkadang beberapa kali ditemui hal yang tidak sesuai pernyataan BPJS yang memegang prinsip pelayanan. Sebab kerap juga ditemui beberapa aturan teknis BPJS yang dinilai menyulitkan.

  ''Padahal, kami sering memanggil BPJS untuk evaluasi. Bahkan, BPJS mungkin bosan karena sering kami panggil," ujarnya kemarin (29/12).

Terkait keterlambatan pembayaran insentif tersebut, Mufti berharap segera diselesaikan. Jika memang dalam proses klaim membutuhkan proses yang panjang dan lama, hendaknya RSUDAM dan BPJS mempercepat prosesnya dan segera mencairkan insentif ketika berkas-berkas yang diperlukan telah memenuhi syarat.

"Memang ini melelahkan, tetapi sudah jadi komitmen. Selambat-lambatnya proses, tidak boleh sampai menggangu kesejahteraan tenaga kesehatan," pintanya.

Mufti juga menilai, keterlambatan pembayaran insentif BPJS sejak September hingga Desember 2015 bisa jadi juga disebabkan human error. Intinya, ia tidak ingin ada penundaan baik dari RSUDAM untuk mengurus berkas, dan menyerahkannya ke BPJS. Maupun, dari BPJS yang menerima lantas mengaudit berkas sehingga tidak menyulitkan proses pencairan dana.

"Saya sempat bicara dengan salah satu anggota DPD RI, beliau juga sempat mendapatkan pengaduan soal ini. Sehingga mungkin aturan-aturan teknis yang menyulitkan BPJS ini akan dibahas, tetapi untuk keterlambatan pembayaran insentif sampai dua bulan, saya yakin pasti ada masalah juga di RSUDAM," yakinnya.

Terpisah, anggota komisi V DPRD Lampung lainnya Tulus Purnomo mengatakan, BPJS memang termasuk dalam program baru di Lampung. Namun, menurutnya, keterlambatan tersebut tidak seharusnya terjadi.

"Memang pada prinsipnya pelayan kesehatan harus diberikan sepenuh hati

kepada masyarakat. Tetapi, insentif juga adalah hak tenaga kesehatan. Jika tidak segera dibayarkan, tentu akan menurunkan semangat dan kinerja nantinya," katanya.

Karenanya, pihaknya segera memanggil manajemen RSUDAM dan BPJS untuk mencari pokok permasalahan yang selalu datang setiap tahunnya. "Permasalahan ini sudah terlalu sering, selalu tentang insentif. Nanti, setelah tahun baru kita akan coba panggil keduanya, akan kita cari tahu dimana letak permasalahanya,"  janjinya.

Sebelumnya, teka-teki mengapa insentif BPJS Kesehatan untuk karyawan RSUDAM belum terbayar akhirnya terjawab. Ternyata, telatnya pembayaran lantaran proses administrasi klaim RSUDAM kepada BPJS Kesehatan belum rampung.

Informasi ini disampaikan Direktur Pelayanan RSUDAM dr. Pad Dilangga didampingi Direktur Umum Ali Subaidi kepada Radar Lampung, Senin (28/12).

Menurut Pad Dilangga, klaim RSUDAM kepada BPJS belum dicairkan seluruhnya. Rinciannya untuk September, pencairan masih sebagian, sementara sebagian lainnya belum selesai diaudit oleh BPJS.

Sedangkan untuk klaim di Oktober-Desember masih dalam pengajuan berkas kepada BPJS. ''Jadi bagaimana mau membayar insentif jika prosesnya belum selesai di BPJS," ujarnya kemarin.

Menurut dia, untuk pengklaiman RSUDAM kepada BPJS membutuhkan waktu tidak sebentar, selain harus mempersiapkan berkas juga harus melalui proses audit oleh BPJS.

"Dalam pengauditan juga berkas bisa dikembalikan oleh BPJS ketika ada yang dinilai belum lengkap, sehingga itu bisa menunda proses pencairan insentif," jelasnya.

Terpisah, Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan BPJS Bandarlampung dr. Adian Fitria membenarkan jika pihaknya membutuhkan waktu untuk mencairkan klaim BPJS.

"Karena, ketika berkas klaim masuk, akan melewati proses pemeriksaan berkas," ujarnya di ruang kerjanya kemarin.

Untuk klaim RSUDAM, ia membenarkan jika pencairan pada September belum dilakukan sepenuhnya lantaran ada berkas yang dikembalikan karena ada yang belum lengkap.

"Kemudian untuk Oktober, berkas masih dalam proses audit. Lalu, November dan Desember belum diajukan kepada kami (BPJS,Red)," katanya.

Dia menambahkan, BPJS pastinya akan membayar atau mencairkan sesuai dengan berkas yang diklaim, termasuk klaim dari RSUDAM. "Pastinya BPJS tidak akan pernah menghalangi proses pencairan, tetapi untuk pencairan harus melalui proses audit serta sesuai dengan berkas klaim yang diajukan," pungkasnya.

Diketahui, sebagian karyawan RSUDAM resah. Sebab, insentif BPJS Kesehatan rumah sakit terbesar di Provinsi Lampung ini sejak September hingga Desember belum dicairkan. (ega/p6/c1/whk)

Fasilitas Lantai 3 Pasar BK Dikeluhkan

Posted: 29 Dec 2015 09:49 PM PST

BANDARLAMPUNG – Pedagang Pasar Bambu Kuning (BK) menjerit. Penyebabnya, beberapa fasilitas utama di lantai 3 pasar tradisional terbesar di Bandarlampung ini tidak bisa dimanfaatkan. Seperti instalasi listrik dan ketersediaan air bersih. Mulyono (30), salah satu pedagang Pasar BK yang menempati lantai 3, mengatakan, kondisi ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Hal itu, menurutnya, juga menjadi penyebab konsumen malas menyambangi dagangannya.

''Bagaimana mau ke sini, air saja tidak ada. Terus instalasi listrik di sini tidak ada. Bagaimana kami mau menghidupkan lampu? Makanya lantai 3 ini sepi pengunjung," keluhnya kemarin (29/12).

Padahal, kata dia, gedung Pasar BK terbilang baru direnovasi, tetapi kendati baru pembeli malas berkunjung ke lantai 3 lantaran fasilitas banyak yang tak berfungsi.

"Penghasilan saya saja dalam sehari hanya Rp200 ribu, itu pun kotor. Berbeda pada tempat yang dulu (lantai 2, Red) kesehariannya tembus Rp700 ribu," kata dia seraya mengatakan kondisi seperti ini bisa membuat usahanya gulung tikar.

Dia menceritakan, ia baru menempati lantai 3 di Pasar BK sejak satu tahun yang lalu. Awalnya, ia bersama 20 PKL lainnya menempati lantai 2. "Nah, saat ini, hanya 12 pedagang saja yang bertahan," paparnya.

Pantauan Radar Lampung kemarin, beberapa fasilitas di pasar ini memang tak berfungsi dengan baik. Seperti eskalator yang ada enam unit, hanya dua yang berfungsi. Sementara kondisi mesin pendingin ruangan di lantai dua juga tak menyala. Akibatnya suasana pasar pengap, ditambah kondisi listrik yang kerap mati.

"Jadi, jangankan lantai 3, lantai I dan II saja sekarang sepi. Ramainya pengunjung hanya saat hari besar saja, seperti Lebaran, kalau hari biasa sepi seperti ini," ujar Dedek (33), pedagang Pasar BK lainnya.

Dedek mengaku sudah melayangkan surat resmi kepada pengembang, namun hingga kini tak kunjung ditanggapi. ''Sudah kami ajukan, tetapi hasilnya hanya rapat-rapat. Tidak ada penyelesaian. Makanya kami mengharapkan pemerintah dapat memberi solusi," tuturnya. (ozy/c1/whk)

Penumpang Melonjak di Rajabasa

Posted: 29 Dec 2015 09:07 PM PST

BANDARLAMPUNG – Menjelang libur pergantian tahun, suasana Terminal Induk Rajabasa mulai dipadati penumpang. Kepala Terminal Induk Rajabasa Antoni Makki menerangkan, lonjakan penumpang mulai terjadi pada Minggu (27/12). Dia memperkirakan puncak padatnya terminal terbesar di Provinsi Lampung tersebut terjadi hari ini (30/12).

''Dalam dua hari terakhir ini penumpang meningkat hingga 50 persen. Dari normalnya 2 ribu orang, kini sudah tembus 4 ribuan orang," ujarnya kemarin (29/12).

Menurut dia, sebenarnya lonjakan penumpang di Terminal Induk Rajabasa juga sempat terjadi pada 23, 24, dan 25 Desember. Sebab pada saat itu, hari libur cukup panjang sehingga dimanfaatkan untuk berlibur.

"Nah, hari ini (kemarin, Red) juga ramai. Penumpang dari berbagai kabupaten di Provinsi Lampung pada berpergian ke Pulau Jawa, beberapa di antaranya juga ada yang tujuannya ke kota Bandarlampung," paparnya.

Dia mengaku, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah penumpang saat libur tahun baru, pihaknya sudah menyiapkan armada tambahan.

"Kami sudah mengantisipasinya, seperti pada libur Natal kemarin, kami menambah 10 armada BRT tujuan Bakauheni. Supaya tidak ada penumpang yang tidak terangkut. Sementara untuk libur tahun baru ini, kami siapkan 15 armada," terangnya.

Sementara Nurdin (45), salah seorang penumpang asal Kabupaten Waykanan saat ditemui di Terminal Induk Rajabasa kemarin mengaku tengah berlibur dengan keluarganya menggunakan bus.

Menurut pria tiga anak ini, momentum liburan tahun baru memang sangat ditunggu tiap tahunnya. Tujuannya guna menghilangkan stres.

"Tahun baru, momentum yang sangat pas untuk berlibur keluar kota. Sebab, di Waykanan tidak ada tempat hiburan, makanya kami ke Bandarlampung. Rencananya kami ingin liburan ke pantai bersama keluarga di sini," ucapnya. (ozy/c1/whk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELI DI SHOPEE

New