Waspada, DBD Mewabah! |
- Waspada, DBD Mewabah!
- Enam Los Pasar Tamin Terbakar
- Ekskavator PT KAI Tertimpa Bangunan Ruko
- Dua Pengembang Lirik Pasar Smep
- Pemekaran Lamteng di Ambang Paripurna
- Soal Sanksi Tarif, Organda Pasrah
Posted: 30 Jan 2015 09:00 PM PST Sudah 54 Warga Terjangkit Bulan Ini BANDARLAMPUNG – Musim hujan yang terjadi di Bandarlampung berdampak terhadap perkembangan nyamuk aedes aegypty. Imbas dari berkembangnya nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) itu mengakibatkan warga Kota Tapis Berseri banyak terjangkit penyakit ini. Data yang tercatat di Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung, pada bulan ini saja sudah 54 warga positif terjangkit DBD. Data itu didapat dari laporan seluruh puskesmas yang ada di kota ini. Kadiskes Bandarlampung dr. Amran mengatakan, sebagai langkah antisipasi DBD, puskesmas diminta terus berkoordinasi dengan camat dan lurah di wilayahnya masing-masing. "Hari ini (kemarin) kita sedang koordinasikan dengan puskesmas untuk mendata, menyelidiki, dan memastikan tempat-tempat yang warganya dinyatakan positif DBD oleh RS dan tempat kesehatan lainnya. Jadi tim sedang bergerak untuk memastikan wilayahnya dan nantinya dipersiapkan untuk fogging," ujarnya di ruang kerjanya kemarin (30/1). Amran menjelaskan, DBD sangat berbahaya jika didiamkan. Karena itu, meskipun belum dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB), secepatnya lokasi dari 54 warga yang positif DBD akan segera di-fogging. "Ini bukan hanya Bandarlampung yang sedang mewabah. Tapi, seluruh Indonesia sedang meningkat," jelasnya. Menurut Amran, sudah ada 13 kecamatan yang sudah memiliki alat fogging dan dapat berkoordinasi dengan puskesmas terdekat dalam penanganannya agar fogging yang dilakukan sesuai prosedur. "Ya, di kecamatan baru 13 yang punya alat fogging. Karena saat pemberian belum ada pemekaran. Jadi nantinya yang tujuh kecamatan bisa koordinasi dengan puskesmas terdekat. Nantinya dilakukan fogging oleh petugas puskesmas," katanya. Selain itu, kata Amran, dalam mengatasi DBD tidak hanya dilakukan fogging. Sebab, fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Karena itu, pihaknya sudah menyiapkan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. "Kita selain sudah siap alat fogging, juga sudah menyediakan bubuk abate dan didapatkan gratis. Jadi jangan percaya bagi yang menjual bubuk abate atas nama kecamatan dan puskesmas. Ini gratis. Nantinya, saya khawatir yang dijual bukan bubuk abate asli," imbaunya. Saat ditanya terkait informasi adanya nyamuk aedes aegypty yang tidak mempan lagi di-fogging, Amran mengaku belum mengetahui hal itu. "Intinya ada di petugas fogging, apakah sudah ditakar obat fogging dengan solar secara tepat dan sesuai prosedur," paparnya. Amran menerangkan, dalam pemberian campuran antara malation (obat) dan solar jika prosedurnya 1:20, petugas fogging harus menyesuaikan prosedur takaran fogging itu. "Karena jika mereka hanya yang penting semprot, jadi kebal nyamuknya sama fogging yang dilakukan. Jadi percuma yang dilakukan saat itu dan nyamuk pun tidak mati," terangnya. Selain itu, lanjut dia, saat dilakukan fogging tidak bisa hanya dilakukan pada 2–4 rumah. Sebab, fogging harus dilakukan mencapai radius 100-200 meter dari tempat penderita DBD. "Setelah itu, harus dilakukan berulang dan terus berulang. Kemudian pada pekan kedua harus di-fogging kembali. Terkait nyamuk DBD jenis baru, saya juga belum tahu. Yang jelas, antisipasinya untuk nyamuk dewasa kita fogging. Jentik nyamuk kita beri bubuk abate," tukasnya. Terpisah, Kepala Puskesmas Rawat Inap Kemiling dr. Endang Rosanti mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kecamatan dalam penanganan DBD di wilayahnya. "Tadi pihak kecamatan sudah mengambil obatnya, Mas. Bubuk abate untuk mengatasi DBD," singkatnya. Senada disampaikan, Camat Kemiling Thomas Americo mengatakan, di wilayahnya dari beberapa hari tengah melakukan fogging terkait terus bertambahnya warga yang terjangkit DBD. "Besok (hari ini) ada di Kelurahan Bukit Kemiling Permai (BKP). Pukul 08.00 WIB, kita mulai fogging-nya. Mudah-mudahan mendukung cuacanya untuk fogging," katanya Sementara pantauan Radar Lampung, beberapa warga Bandarlampung yang terjangkit DBD dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM). Satu di antara pasien itu, di antaranya adalah Renaldi Caisar Kasela, warga Jl. Sukardi Hamdani, Palapa 10, Kedaton. Bocah 8 tahun ini sudah 5 hari berada di Kamar O, Ruang Alamanda, RSUDAM. Heni Susanti, ibu dari Renaldi, mengatakan, gejala awal yang terjadi pada buah hatinya itu suhu badannya tinggi. Kemudian pada hari kedua menurun dan hari ketiga suhu badannya kembali tinggi. Menurut dia, awalnya Renaldi didiagnosis sakit tifus. Namun, setelah cek darah terakhir, Renaldi dinyatakan positif DBD. "Di tempat tinggal saya memang sudah ada tiga orang yang terjangkit DBD," katanya. Terpisah, dr. Murdoyo Rahmanoe, Sp.A. mengatakan, penyebab DBD adalah nyamuk aedes aegypti. Menurutnya, nyamuk ini memang biasanya cepat berkembang pada musim hujan. "Cara berkembang biaknya seperti ini. Jadi, ketika hari ini hujan, kemudian besoknya ada sinar matahari, pada waktu itulah nyamuk ini berkembang dengan cepat," jelasnya. Dia menjelaskan, gejala awal seseorang terjangkit DBD yakni demam terus-menerus antara 2–5 hari yang biasanya disertai mual, muntah, dan nyeri kepala. Yang patut diwaspadai, kata dia, pada hari ke-5. Biasanya suhu badannya akan turun serta badan menjadi lemas disertai kaki dan tangan menjadi dingin. "Jika terjadi seperti itu, segera bawa ke rumah sakit!" imbaunya.(goy/cw2/c2/whk) |
Posted: 30 Jan 2015 08:59 PM PST BANDARLAMPUNG – Nasib sial menimpa enam pedagang di Pasar Induk Tamin yang berlokasi di Kelurahan Kelapatiga, Tanjungkarang Pusat (TkP). Sebab, los mereka dilahap api pada pukul 18.35 WIB kemarin (30/1). Beruntung, api hanya berkobar 45 menit sehingga tidak membakar los pedagang lainnya lantaran kesigapan dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandarlampung. Diketahui, enam los yang terbakar itu adalah milik Misdi (penggiling dan penjual kelapa), Parjo (penjual ayam karkas broiler), Sugeng (penjual sayur-sayuran), Agus (penjual plastik), serta dua los milik Senen (penjual kelapa dan sayur-sayuran). Dari enam los yang terbakar, hanya empat los yang kondisinya parah akibat amukan api tersebut. Yakni los nomor 77, 78, 79, dan 80. Syaiful, satpam Pasar Induk Tamin, mengatakan, ia melihat api saat melintas di los nomor 77 milik Misdi. Menurutnya, kala itu ada ledakan di bohlam berwarna kuning, yang saat itu juga langsung menyambarkan api dan merambat ke dinding yang terbuat dari papan dan terdapat bensin di wilayah tersebut. "Jadi ini tadinya saya lihat karena konslet terus keluar api, tapi cepat sekali merambatnya, dan ternyata di sana ada bensinya, terus bunyi ledakan kecil dan hampir membakar enam los," kata dia di lokasi. Pria yang sering disapa Pulung ini juga membenarkan dari enam los yang terbakar, terparah terjadi pada empat los yakni milik, Misdi, Parjo, Senen, dan Agus. "Tapi yang paling parah ya punya Pak Misdi, kan di sana mulanya terbakar, bahkan hingga kelapa dan alat penggilingnya terbakar. Ini kita sedang mencoba memutus kabel saluran lainnya, supaya nggak terjadi konslet susulan," ucapnya. Sementara, Misdi mengatakan, ia mendapat kabar dari seorang warga bahwa losnya terbakar. "Iya mas, langsung saya datang ke pasar. Ini lagi dicek dan dilihat mana saja yang masih bisa saya selamatkan, tapi saya belum bisa prediksi berapa total kerugian. Karena ada alat penggilingnya juga terbakar," kata dia di lokasi kebakaran. Misdi berharap Pemkot Bandarlampung membantu dirinya dan korban lainnya untuk dapat berdagang di kemudian hari. "Ya, berharapnya ada bantuan untuk meringankan kami," pungkasnya. Sekretaris Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Bandarlampung Weka Trirahmat mengatakan, pihaknya akan menginvetarisasi los yang terbakar untuk diserahkan kepada kepala DPP dan diajukan ke Wali Kota Herman H.N. "Ini kita data dulu, jenis dagangannya, pemiliknya dan kerugiannya. Kemungkinan dari yang kita dengar kerugiannya sekitar Rp10 juta untuk seluruh korban," katanya. Terpisah, Kepala Bidang Tanggap Bencana dan Kesiapsiagaan BPBD Wisnu mengatakan, pihaknya setelah mendapatkan laporan dari satpam setempat langsung turun ke lokasi kebakaran. "Tadi petugas datang dengan satu unit mobil pemadam kebakaran, dan api sudah padam," pungkasnya. (goy/p5/c1/whk) |
Ekskavator PT KAI Tertimpa Bangunan Ruko Posted: 30 Jan 2015 08:58 PM PST BANDARLAMPUNG – Insiden terjadi pada hari ketiga perobohan bangunan sembilan ruko yang berada di Jl. Teuku Umar, Tanjungkarang Pusat (TkP), kemarin (30/1). Ekskavator yang diturunkan Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1A Tanjungkarang dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Subdivre III.2 Tanjungkarang tertimpa bangunan ruko ketika tengah bekerja menghancurkan bangunan itu. Beruntung, insiden yang sempat mengagetkan warga sekitar bangunan ruko itu tidak menimbulkan korban jiwa. Eko, salah satu petugas parkir pada salah satu kantin di Jl. Teuku Umar, mengatakan, sekitar pukul 10.00 WIB ia mendengar suara keras terjatuh dari atas ruko yang dihancurkan dan menimpa alat keruk (belalai) ekskavator. Alhasil, kata dia, tempat keruk itu sempat tertimbun reruntuhan bebatuan dari bangunan ruko. "Iya, sempat bunyi brakkk... Keras sekali, Mas. Sempat tertutup belalainya. Ini sudah tidak lagi tertimbun, tapi mereka berhenti bekerja," katanya. Kendati begitu, ia mengaku tidak melihat ada korban atas insiden itu. "Nggak ada kalau korban jiwa, Mas," ucapnya. Sementara Manajer Humas PT KAI Subdivre III.2 Tanjungkarang Muhaimin membenarkan insiden yang terjadi pada salah satu ekskavatornya. "Sempat tertimpa karena ada kendala sedikit di atas bangunan yang sedang dibongkar," kata dia kemarin (30/1). Muhaimin memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Nggak ada kok Mas korban jiwa. Hanya ekskavatornya lecet-lecet sedikit. Kan ketimpa bangunan, pasti lecet. Tapi, nggak ada yang rusak. Namanya juga alat bergerak, jadi batu itu menimpa belalai," ujarnya. Terpisah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung terus menyoroti tindakan yang dilakukan PT KAI. Ketua LBH Wahrul Fauzi mengatakan, yang dilakukan PT KAI terkait eksekusi melalui PN memang sudah dibenarkan dan sesuai prosedur. Namun, menurutnya, hal ini di luar fakta-fakta perdamaian di belakang itu semua. "Ya, kita nggak tahu apakah ada proses perdamaian setelah hasil keputusan dan apakah perdamaian itu berkekuatan hukum atau tidaknya? Itu mereka yang tahu," kata dia. Kendati demikian, kata Wahrul, yang perlu diperhatikan PT KAI ialah kesalahan demi kesalahan yang telah dilakukan PT KAI selama ini. "Ini terlihat kelalaian dan kebobrokan PT KAI. Kenapa tidak dari awal ditertibkan sebelum aset-aset yang diakuinya milik PT KAI didata dan digunakan," kritiknya. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, selama pendiaman aset yang dilakukan PT KAI membuat warga banyak yang membangun, menggunakan, merapikan, serta merawat lokasi yang tadinya tidak tersentuh dan tertata. "Tadinya yang rawa, semak-semak, dan tanah tandus tidak diperhatikan. Terus dikelola masyarakat dan sudah memiliki nilai jual, malah baru didata dan digusur satu per satu," sesalnya. Karena itu, menurutnya, hal itu bertabrakan dengan kepentingan hidup rakyat yang mendiami lokasi yang diklaim milik PT KAI. "Seandainya dari awal PT KAI sudah merawat tidak akan seperti ini jadinya. Kalau ini kan sudah dipelihara warga puluhan tahun, tanah mahal diambilnya. Pantas menjadi konflik hingga dapat menimbulkan gesekan," terangnya. Karena itu, kata dia, jika memang nantinya banyak lahan warga yang ditertibkan PT KAI, ia berharap perusahaan pelat merah ini bisa memberikan ganti rugi yang sepadan untuk warga tersebut melanjutkan kehidupannya. "Wajib hukumnya PT KAI selaku badan usaha milik negara jika akan menata dan menertibkan aset disertai dengan ganti rugi," ungkapnya. (goy/c2/whk) |
Dua Pengembang Lirik Pasar Smep Posted: 30 Jan 2015 08:56 PM PST Pemkot Blacklist PT Prabu Artha BANDARLAMPUNG – Kabar gembira bagi pedagang Pasar Smep. Ya, informasinya ada dua pengembang asal Jakarta melirik pasar yang pembangunannya sudah telantar bertahun-tahun itu. Informasi ini disampaikan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Bandarlampung Khasrian Anwar melalui sambungan telepon kemarin (30/1). Khasrian yang mengaku tengah berada di Jakarta ini mengatakan, selain sedang melaksanakan tugas lain di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ia juga tengah melihat dua calon pengembang baru yang tertarik melanjutkan pembangunan Pasar Smep. "Ya, ini saya lagi di Jakarta. Masih menjajaki calon pengembang, sesuai tidak dengan profil yang diajukan ke pemkot beberapa waktu lalu. Nanti hasilnya saya rapatkan dengan pimpinan dahulu. Kan kita nggak mau terulang lagi kejadian seperti sekarang ini," ujarnya singkat. Kepergian Khasrian Anwar ke Jakarta dibenarkan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pola Pardede. Menurutnya, kepala DPP memang tengah melihat langsung dua calon pengembang yang telah memasukkan profil ke Pemkot Bandarlampung untuk melanjutkan pekerjaan pengembang sebelumnya, PT Prabu Artha, yang telah diputus kontraknya. "Informasinya, Senin (2/1) baru pulang ke Lampung. Yang jelas, kontrak PT Prabu Artha sudah diputus dan kini sedang mencari pengembang baru untuk melanjutkan," katanya. Terkait PT Prabu Artha, Pola menegaskan, selain diputus kontraknya, perusahaan itu di-blacklist dari daftar kontraktor yang mengerjakan bangunan di Bandarlampung. "Nah, kita masih meminta untuk segera pada tahun ini selesai Pasar Tugu yang ada di Jl. Hayam Wuruk. Karena saya lihat itu sebentar lagi selesai, ya meskipun dalam proses pengerjaannya ngeselin ini Alay (sapaan akrab Direktur PT Prabu Artha Fery Sulistiyo)," ujarnya. Padahal, kata dia, pemkot sudah percaya dengan Alay untuk mengerjakan Pasar Tugu dan Smep di Kota Tapis Berseri ini. Terlebih, Alay pernah mengerjakan pembangunan pasar di 16 Hilir, Palembang, Sumatera Selatan. "Katanya, Alay yang membangunnya dan terlihat bagus pasarnya. Itu juga saya nggak sengaja melihat. Karena lagi ada tugas kedinasan kala itu," ungkapnya. Senada disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan Dedi Amarullah. Menurut dia, pihaknya sedang berupaya menentukan pengembang baru yang dapat meneruskan pembangunan Pasar Smep. "Terkait pengembang Pasar Smep yang baru, masih kita upayakan dan sedang mempelajarinya. Karena informasi yang masuk dari DPP sudah ada dua pengembang yang berminat," katanya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin. Karena itu, sekarang ini pihaknya sedang menggali informasi untuk melihat keseriusan dan kebonafidean dua pengembang yang memasukkan profil pemohonan menjadi pengembang beberapa waktu lalu. "Katanya dari Jakarta. Memang terdengar cukup pengalaman dalam membangun," ucapnya. Terpisah, di Pasar Tugu pembangunan telah memasuki pemasangan atap dengan baja ringan serta sedang memplester alas dengan campuran semen dan pasir. Salah satu pekerja, Romli, mengatakan bahwa pihaknya sedang terus menyelesaikan pekerjaan. "Ya, lihat sendiri ini sedang dikerjakan," singkatnya. Senada disampaikan Rosiana, salah satu pedagang sayur di Pasar Tugu. Dia membenarkan masih ada yang bekerja untuk menyelesaikan pembangunan Pasar Tugu. "Masih kok, Mas. Masih ada yang bekerja, walaupun hanya beberapa orang sih," ucapnya. (goy/c2/whk) |
Pemekaran Lamteng di Ambang Paripurna Posted: 30 Jan 2015 08:52 PM PST Pemprov Telah Serahkan Draf Usulan BANDARLAMPUNG – Proses pemekaran Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) terus mengalami progres positif. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah menyerahkan draf usulan pemekaran daerah tersebut kepada DPRD setempat untuk diparipurnakan. Setelah melalui paripurna, usulan itu akan disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk disahkan. Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Lampung Tauhidi mengatakan, usulan kedua calon kabupaten yakni Seputih Barat dan Seputih Timur telah diteken oleh gubernur. Surat rekomendasi dari pemprov untuk diparipurnakan pun telah selesai. ''Draf usulan pemekaran Lamteng sudah kami berikan ke pimpinan DPRD Lampung untuk kemudian diparipurnakan. Nah, kami harap kepada unsur pimpinan dewan agar paripurna bisa segera dilaksanakan supaya bisa secepatnya dikirimkan ke Kemendagri," ujarnya kemarin. Dia berharap pihak legislatif tak membutuhkan waktu lama untuk menggelar paripurna mengingat syarat kedua calon kabupaten tersebut sudah lengkap baik dari sisi administrasi maupun teritorialnya. "Kita hanya bisa menunggu saja. Kalau bisa cepat kan kenapa tidak. Tentunya itu akan lebih baik," harapnya. Menanggapi ini, Wakil Ketua DPRD Lampung Toto Herwantoko mengatakan, masalah ini akan segera dibahas pada Senin (2/2) mendatang. Menurutnya, waktu pasti pelaksanaan paripurna akan tergantung pada keputusan rapat nanti. Namun demikian, dia berjanji akan mengupayakan secepatnya apa yang menjadi harapan Pemprov Lampung. "Ya akan kita tindaklanjuti ini. Mungkin Senin (2/2) kita rapat pimpinan terlebih dahulu dengan pokok bahasan mengenai penjadwalan paripurna," katanya singkat. Diketahui, secara adminstratif kedua kabupaten pemekaran tersebut sudah memiliki kelengkapan yang sah. Dimana usul pemekaran telah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah. Masyarakat telah menghibahkan lahan untuk Kabupaten Seputih Timur. Masing-masing di Kecamatan Buminabung seluas 10.6 hektare (ha) dan Rumbia seluas 24 ha. Sedangkan untuk kabupaten Seputih Barat, lahan hibah berada di Kecamatan Padangratu seluas 47.9 ha. (abd/p2/c1/fik) |
Soal Sanksi Tarif, Organda Pasrah Posted: 30 Jan 2015 08:51 PM PST Serahkan pada Kebijakan Dishub BANDARLAMPUNG – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Lampung mendukung pemberlakuan sanksi tegas yang akan diberikan Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung kepada pengusaha angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) yang melanggar ketetapan tarif. Sebelumnya, pemprov telah menerbitkan peraturan gubernur (pergub) tentang penurunan 10 persen tarif bagi angkutan AKDP. Draf pergub telah ditandatangani Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dan bakal diterbitkan oleh Biro Hukum setempat. Ketua Organda Lampung Berkat Karo Karo menyerahkan sepenuhnya penerapan sanksi bagi sopir dan pengusaha nakal yang melanggar tarif pada Dishub. ''Namun ya dilihat dulu permasalahannya seperti apa. Kalau memang melanggar, ya harusnya ditindak sesuai ketentuan yang ada," katanya saat dihubungi kemarin. Berkat juga mengimbau kepada seluruh pengusaha angkutan untuk mematuhi ketetapan tarif ketika sudah diberlakukan nanti. "Kita imbau dan saya rasa selama ini juga perusahaan armada patuh. Selama tidak melebihi batas ketentuan yang ada. Kita juga siap kok melakukan kebijakan itu," jelasnya. Disinggung tentang sikapnya terkait penurunan tarif sebesar 10 persen atau lebih tinggi dari harapan pihaknya yaitu hanya 5-6 persen, Berkat mengaku tetap siap menjalankannya. "Ya ini kan kesepakatan bersama. Mau tidak mau sebagai warga negara yang baik, ya kita taati itu," tandasnya. Terpisah, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung Subadrayani berharap pelayanan yang diberikan kepada penumpang tidak berkurang meski terjadi penurunan tarif. Apalagi, lanjutnya, penurunan tarif sebesar 10 persen ini belum sebanding dengan kenaikan tarif sekitar 26 persen beberapa waktu lalu. "Saya harap untuk pelayanannya ya tidak turun. Apalagi kan yang dulu naiknya 26 persen. Sementara ini hanya turun sepuluh persen saja," harapnya. Dari perhitungan berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pengaturan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Dengan Bus Umum Kelas Ekonomi di Provinsi Lampung, tercatat tarif angkutan termahal adalah untuk trayek Rajabasa – Krui dengan batas bawah sebesar Rp42.800 dan batas atas Rp55.600. Sedangkan termurah adalah untuk trayek Rajabasa-Metro dan Rajabasa-Pardasuka yaitu sebesar Rp6.800 untuk batas bawah dan Rp8.800 untuk batas atas. (slengkapnya lihat grafis) Diketahui, Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung akan menerapkan pergub tentang penurunan 10 persen tarif angkutan AKDP begitu aturan tersebut diterbitkan oleh biro hukum setempat. ''Untuk saat ini memang belum saya terima. Nah kalau memang sudah ada, akan kami sosialisasikan untuk segera dijalankan," kata Kepala Dishub Lampung Albar Hasan Tanjung, Kamis (29/1). Menurutnya, setelah tarif tersebut diberlakukan, pihaknya akan mewajibkan para pengusaha untuk menempel tarif di pintu angkutan dan setiap terminal. ''Misalnya dari Bakauheni ke Panjang itu tarifnya Rp20 ribu. Ya harus dipampang itu. Agar masyarakat benar-benar tahu. Tidak hanya di terminal, juga di karcisnya," tegas mantan Pj. bupati Mesuji ini. Albar menambahkan, pihaknya tidak akan segan-segan mengambil sikap tegas kepada para pengusaha yang terbukti tidak menjalankan aturan itu. Pihaknya mengancam menjatuhkan sanksi hingga penutupan izin armada. "Tapi ya jelas dong harus ada laporan terlebih dahulu. Jelas, jangan semu. Jika memang terbukti ya bisa sampai pencabutan izin," kata dia. (abd/p2/c1/fik) |
You are subscribed to email updates from Bandarlampung To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar