BELI DI SHOPEE

Sabtu, 11 April 2015

Fly Over Jl. Kimaja-Ratu Dibalau Mulai Dikerjakan

Fly Over Jl. Kimaja-Ratu Dibalau Mulai Dikerjakan


Fly Over Jl. Kimaja-Ratu Dibalau Mulai Dikerjakan

Posted: 10 Apr 2015 08:25 PM PDT

BANDARLAMPUNG – Pembangunan fly over Jl. Kimaja-Ratu Dibalau mulai dikerjakan kemarin (10/4). Terlihat di lokasi, petunjuk pengalihan lalu lintas dari Jl. Sultan Agung ke Jl. Kimaja dan Jl. Soekarno-Hatta. Lalu dari Jl. Ratu Dibalau ke Jl. Soekarno-Hatta.

Lokasi pembangunan awal fly over di Jl. Kimaja. Di lokasi itu juga sedang dilakukan pemasangan seng untuk petunjuk jalan dan menutup median jalan hingga Rabu (15/4), yang rencananya dilakukan groundbreaking fly over keempat di Bandarlampung tersebut.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Bandarlampung Pola Pardede mengatakan, sejak kemarin, pengalihan arus lalu lintas di lokasi pembangunan fly over memang sudah dilakukan.

Tujuannya, supaya warga yang sering melintas di jalan itu terbiasa dan sudah mengetahui rambu-rambu peringatan terkait pembangunan fly over.

"Ini baru di Jl. Kimaja, karena di jalan tersebut yang menjadi titik awal pembangunan. Dan pemasangan banner-banner dan papan pengumuman lainnya tersebut pada hari ini (kemarin, Red) memang sudah menjadi kesepakatan waktu rapat dengan pengembang," ujarnya kemarin.

Terkait pembebasan lahan di Jl. Kimaja yang belum juga kunjung mencapai kesepakatan harga dengan warga, Pola menanggapinya dengan santai.

"Pembebasannya sambil berjalan saja, dan prosesnya juga ini kan masih berjalan. Kita sudah siapkan besarannya, namun jika warga minta Rp5 juta per meter, kita titipkan saja pembayarannya ke pengadilan. Tapi, mereka pasti maulah, kan ini hanya diambil sedikit untuk kepentingan umum," yakinnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bandarlampung Ibrahim mengatakan, kemarin pihaknya memang tengah mempersiapkan pembangunan fly over.

"Mudah-mudahan Rabu (15/4) sudah sangat matang persiapannya," harapnya.

Dia membenarkan jika titik awal pembangunan fly over di Jl. Kimaja. Alasannya, karena lokasi Jl. Kimaja lebih panjang dan luas. "Di Jl. Kimaja, luasnya yang akan dibangun 158,7 meter sedangkan Jl. Ratu Dibalau 120 meter. Terkait pembebasan lahan keseluruhan baik waga Jl. Kimaja maupun Jl. Ratu Dibalau dengan luas tanah yang dibebaskan seluas 700 meter persegi, kami sudah siapkan Rp2 juta per meternya. Tapi, jika masih tetap meminta Rp5 juta per meter, kami akan titipkan ke pengadilan," katanya.

Terkait arus lalu lintas, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Bandarlampung, Badan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) Bandarlampung dan Polresta Bandarlampung untuk membantu kelancaran arus lalu lintas.

"Sehingga, saat ini secara perlahan terus dialihkan lalu lintasnya. Hal ini akan berlangsung sesuai target pengerjaan yakni 2 Desember 2015 pembangunan fly over selesai. Mudah-mudahan pembangunan tidak terhambat," harapnya.

    Sementara, Kabid Cipta Karya Dinas PU yang juga pemegang komitment kerja pembangunan fly over Azwar mengatakan, fly over yang menghubungkan tiga kecamatan ini secara teknis memiliki 5 tiang pancang.

    "Rinciannya dua di Jl. Ratu Dibalau, dan tiga di Jl. Kimaja. Ukuran kaki tiang pancangnya 11,6 meter. Sedangkan lebar sisi kiri dan kanan Jl. Kimaja saja hanya 12 meter. Jadi, Jl. Kimaja menuju Jl. Sultan Agung maupun Jl. Soekarno Hatta dan Jl. Ratu Dibalau menuju Soekarno Hatta akan ditutup total selama pengerjaanya," tuturnya.

    Senada disampaikan Kabid Lalu Lintas Dishub Bandarlampung Iskandar. Dia mengatakan, pihaknya hingga kemarin tengah memasang rambu-rambu pengalihan jalan.

    "Jadi nanti yang dari daerah Karanganyar ke Bandarlampung melalui Jl. Ratu Dibalau akan diarahkan ke Jl. Pulau Damar lalu ke Jl. Ryacudu terus ke  Jl. Sultan Agung," terangnya.

    Sedangkan, kata dia yang dari arah utara, seperti Rajabasa, Natar dan sekitarnya yang akan melalui Jl. Ratu Dibalau akan melintasi Jl. Sultan Haji lalu ke Jl. Soekarno Hatta. Bahkan, dari arah Bandarlampung yang melintasi Jl. Sultan Agung akan melewati Jl. Sultan Haji, Jl. Kayu Manis, hingga akhirnya ke Jl. Soekarno-Hatta.

    "Metodenya kita secara bertahap dilakukann pengalihan. Jadi, hari ini (kemarin) baru satu arah dan selanjutnya jika Jl. Ratu Dibalau juga akan dikerjakan maka secara menyeluruh," katanya.

    Untuk memperlancar arus lalu lintas, tambah Iskandar, Dishub menerjunkan tim lalu lintas sebanyak 20 personil, polresta 20 personil dan Banpol PP 20 personil.

"Ini terus dijaga hingga pembangunan selesai dan sudah ada median jalan yang dapat dilalui oleh pengendara," pungkasnya. (goy/p5/c1/whk)

DBD Sudah Renggut 11 Nyawa

Posted: 10 Apr 2015 08:25 PM PDT

BANDARLAMPUNG – Serangan demam berdarah dengue (DBD) di Bandarlampung kian mengkhawatirkan. Buktinya, sejak 1 Januari 2015 hingga kemarin (10/4), lebih dari 120 orang dirawat karena penyakit ini. Dari jumlah itu, 11 di antaranya meninggal dunia.

Informasi ini disampaikan Kepala Seksi Bina Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung Meidi Kurniawan kemarin.

''Ya, itu data yang tercatat di instansi kami. Bahkan di seluruh rumah sakit (RS) yang ada di Bandarlampung, tercatat dari awal tahun sudah menangani 334 kasus DBD. Angka itu bukan hanya dari Bandarlampung, tetapi juga dari kabupaten dan kota lainnya," ujar dia.

Terpisah, Kadiskes Bandarlampung dr. Amran mengatakan, pihaknya melalui puskesmas yang ada di Kelurahan Palapa, Tanjungkarang Pusat, akan langsung melakukan fogging di kediaman Felisa Al Zahra, bocah berusia 5 tahun 2 bulan yang meninggal dunia pada Rabu (8/4) akibat serangan DBD.

"Kami juga masih menunggu informasi dari RSUDAM terkait kebenaran secara tertulis. Kalau sudah positif seperti itu akan dilangsungkan untuk fogging," katanya.

Dia menambahkan, fogging yang dilakukan pihaknya harus berdasarkan penyelidikan epidemologi. Sementara, ini untuk antisipasinya warga dapat meminta serbuk abate di puskesmas maupun kecamatan.

Sementara, Kasi Humas dan Promosi Kesehatan dr. Hj. Asih Hendrastuti, M. Kes. mengatakan, hingga kemarin status Provinsi Lampung endemis DBD belum dicabut.

Karenanya, ia berharap masyarakat  melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus yakni menguras tempat penyimpanan air, menutup kembali penampungan air dan mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai serta menabur bubuk abate.

"Bila pasien sakit dengan panas tinggi selama 3 hari segera bawa ke puskesmas atau  periksa ke dokter terdekat," sarannya.

Diketahui, DBD terus mengancam warga Bandarlampung. Buktinya, satu nyawa warga Kota Tapis Berseri kembali melayang akibat terjangkit penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypty itu.  

Kali ini korbannya adalah Felisa Al Zahra. Bocah berusia 5 tahun 2 bulan ini meninggal pada Rabu (8/4) sekitar pukul 20.20 WIB di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM).

Felisa merupakan anak kedua pasangan Imam Setiawan (41) dan Meliana (32), warga Jl. Lindu Gg. Skak Ster, Kelurahan Palapa, Kecamatan Tanjungkarang Pusat.

Imam –sapaan akrab Imam Setiawan- mengaku tak menyangka anaknya meninggal dunia karena DBD, sebab saat terjangkit DBD anaknya tidak disertai demam tinggi.

Bahkan, kata dia, malam sebelum meninggal dunia, Felisa masih sempat mengajaknya makan bersama dan paginya meminta dibuatkan susu. "Tetapi, pukul 08.00, badan Felisa saat saya pegang sangat dingin, saya lantas membawanya ke Puskesmas Simpur," ujarnya di rumahnya, Kamis (9/4).

Karena diduga DBD, lanjut dia, pihak puskesmas merujuk ke Rumah Sakit dr.. Dadi A. Tjokrodipo Bandarlampung, selanjutnya dirujuk kembali ke RSUDAM.

"Anak saya sempat diinfus di IGD RSUDAM, tetapi ternyata Allah lebih sayang kepada anak saya sehingga akhirnya meninggal dunia pukul 20.20," ungkapnya.

Menurut dia, saat ini adik Felisa bernama M. Bagus Alfatih juga tengah dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras sejak Minggu (5/4). "Bagus juga diduga DBD karena demamnya tinggi," katanya. (goy/gie/p5/c1/whk)

Dewan Panggil Manajemen The Summit Bistro

Posted: 10 Apr 2015 08:24 PM PDT

BANDARLAMPUNG – Komisi I DPRD Bandarlampung akhirnya menindaklanjuti aduan warga pada Senin (6/4) lalu terkait keluhan keberadaan salah satu fasilitas di kawasan Resto Summit Bistro yang menurut warga adalah diskotek. Ketua Komisi I Dedi Yuginta mengatakan, pihaknya pekan depan menjadwalkan hearing dengan manajemen The Summit Bistro. Komisinya juga akan memanggil warga, Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Bandarlampung, serta lurah dan camat setempat.

Dia mengaku saat ini belum dapat berbicara banyak. Sebab, pihaknya belum mengetahui persis persoalan yang terjadi. ''Maka dari itu, pekan depan kami jadwalkan hearing. Mudah-mudahan ada jadwal kosong yang bisa digunakan untuk memfasilitasi warga dengan pengelola," ujarnya kepada Radar Lampung melalui pesan singkat kemarin (10/4).

Meskipun demikian, kata dia, dirinya pun sudah mendengar keterangan dari BPMP bahwa izin pengelolaan The Summit Bistro sudah lengkap dan tidak memiliki diskotek.     "Untuk memperjelasnya, ya nanti di hearing," katanya.

Sementara, manajemen The Summit Bistro mengaku siap dipanggil DPRD Bandarlampung untuk memberikan penjelasan terkait kelengkapan izin-izin usahanya.

Penanggung jawab sekaligus wakil owner The Summit Bistro Elva Kania mengatakan, izin yang ditunjukkan kepada media pada Kamis (9/4) adalah izin resmi yang dikeluarkan Pemkot Bandarlampung melalui satuan kerjanya.

"Saya saat ini dalam kapasitas sikap kooperatif dan siap menunggu dipanggil dan memberikan klarifikasi. Karena memang saya juga telah mendengar akan ada hearing di Komisi I DPRD Bandarlampung terkait usaha yang saya jalani ini," katanya.

Maka dari itu, dalam sesi hearing tersebut, pihaknya akan menjelaskan kepada warga yang difasilitasi oleh Komisi I DPRD Bandarlampung untuk memberikan keterangan seputar apa yang dituduhkan.

"Ya, saya menunggu. Saya takutnya melangkahi kewenangan teman di DPRD, kenapa pengusahanya kok jalan sendiri. Maka dari itu momentum hearing nanti akan saya jelaskan izin usaha dan penjabaran mindsite yang hadir terkait tudingan a, b, c, dan d yang dialamatkan kepada The Summit Bistro untuk dapat diluruskan," pungkasnya.

Diketahui, belasan warga Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjungkarang Barat (TkB), nglurug ke DPRD Bandarlampung, Senin (6/4).

Kedatangan mereka untuk mengadu kepada wakil rakyat terkait keberadaan salah satu fasilitas di kawasan Resto Summit Bistro. Menurut warga, fasilitas itu adalah diskotek.

Sebab, mereka sering mendengar suara bising musik dan keramaian yang didominasi anak muda di resto itu. Rombongan warga diterima di ruang Komisi I DPRD Bandarlampung. (goy/p5/c1/whk)

Harga Bawang Merah Bikin ’’Menangis’’

Posted: 10 Apr 2015 08:13 PM PDT

BANDARLAMPUNG – Tidak hanya bisa membuat keluar air mata orang yang mengirisnya, harga bawang merah juga membuat yang membelinya bisa ''menangis". Ya, harga bawang merah di sejumlah pasar Bandarlampung terus meroket. Kemarin, harganya di kisaran Rp28 ribu–Rp30 ribu per kilogram. Padahal biasanya, harga bawang merah masih di kisaran Rp16 ribu–Rp18 ribu per kg.

Edi Waluyo, agen penjual bawang merah di Pasar Pasir Gintung, mengatakan, harga bawang merah bahkan sempat tembus Rp30 ribu per kg. ''Ya, itu sekitar tiga hari lalu. Sekarang turun Rp2 ribu," ujarnya kepada Radar Lampung kemarin (10/4).  

Melonjaknya harga bawang merah ini dikarenakan, stok pemasok utama dari Jawa Tengah sedang kosong. "Saya dengar stoknya kosong karena hasil panen berkurang," katanya.

Senada disampaikan Imah, pedagang bawang merah di Pasar Smep. Dia mengatakan, naiknya harga bawang merah ini sudah terjadi dari pertengahan Maret.

Menurutnya, kabar yang didapat pedagang bawang, kondisi ini disebabkan curah hujan yang tinggi sehirngga menyebabkan tanaman bawang merah cepat busuk dan gagal panen.

"Harga sekarang sudah Rp 30ribu, dari harga normalnya dulu hanya sekitar Rp16 ribu per kilogram," ungkapnya.

Melonjaknya harga bawang merah ini dikeluhkan para ibu rumah tangga (IRT). Lina, salah satu IRT yang juga membuka warung makan mengeluhkan naiknya bawang merah.

"Sekarang saya beli bawang merah sudah Rp 30 ribu per kilogramnya, tadinya hanya bekisar Rp16 ribu. Lumayan cukup pengaruh karena bahan bumbu semua kan pakai bawang, jadi ya mungkin yang dimasak agak dikurangi dari pada harus kurangi rasa masakan," tukasnya.

Sementara, pantauan data sembako dari tiga pasar besar di Lampung yakni Pasar Pasir Gintung, Pasar Kangkung dan Pasar Panjang yang dikirimkan Dinas Perdagangan Provinsi Lampung setiap harinya, harga sudah mulai naik sejak Jumat (20/3).

Harga bergerak perubahan dari Rp16 ribu/ kilogram menjadi Rp20 ribu/ kilogram hingga sampai masuk April harga naik Rp26 ribu/kilogram, hingga hari ini mencapai Rp30 ribu/kilogram.

Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Adhi Wiriana mengatakan, kenaikan harga bawang merah ini dapat menjadi pemicu inflasi kembali di Bandarlampung.

"Kalau benar-benar tidak ditanggulangi dan menemukan solusinya harga akan terus meninggi sehingga harapan deflasi untuk periode April 2015 semakin jauh," ujarnya kepada Radar Lampung melalui sambungan telepon tadi malam.

Karena, terus dia, dari data terakhir, Bandarlampung pada periode Maret 2015 sudah inflasi 0,48 persen ini juga disebabkan kenaikan bawang merah yang naik sejak pertengahan Maret.

"Nah, bisa kita bayangkan jika selama April 2015 ini harga bawang tak kunjung turun, bisa saja inflasi lagi," ucapnya. (ynk/p5/c1/whk)

BPS Survei Jalur Jawa-Sumatera

Posted: 10 Apr 2015 08:12 PM PDT

Antisipasi Ledakan Penyeberangan
BANDARLAMPUNG – Anggota Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Andi Surya menyinggung kinerja Badan Pusat Statistik (BPS). Itu terkait akurasi dan kemutakhiran serta data-data antisipasi sebagai prediksi arah pembangunan yang tepat dan terukur.

    Hal ini ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komite IV DPD RI dengan BPS yang dihadiri Kepala BPS Suryamin beserta jajaran deputi BPS di ruang rapat Komite IV kemarin (10/4).

    Politisi asal Lampung ini mempersoalkan data prediksi dan antisipasi. Terutama terkait pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang kini mulai dikerjakan dan diperkirakan terhubung sekitar lima tahun mendatang. Selain itu, terkait rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).

"Kemampuan BPS memprediksi ledakan lalu lintas penyeberangan Bakauheni–Merak jika tol Sumatera telah terbentuk sangat diperlukan," kata Andi dalam rilisnya kepada Radar Lampung kemarin.

Menurut dia, hal ini diperlukan karena diperkirakan akan terjadi bottle neck atau ''penyempitan jalur'' pada jalur Bakauheni dan Merak.

Akibatnya, kemacetan parah berkilo-kilo meter di kedua tempat ini sebagai akibat ketidakmampuan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyeberangkan angkutan umum, barang jasa, maupun pribadi. Sementara megaproyek JSS tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) saat ini.

Andi melanjutkan, data prediksi ini tentu diperlukan pemerintah untuk mempertimbangkan apakah proyek JSS perlu kembali dipertimbangkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Gunanya, untuk mengantisipasi ledakan lalu lintas penyeberangan Sumatera-Jawa lima sampai sepuluh tahun mendatang.

Diketahui, Jokowi maupun Menteri Bappenas Andrinof Chaniago menyatakan, JSS tidak menjadi prioritas dalam RPJMN 2015-2019. Pemerintah lebih mengutamakan pembangunan kemaritiman dan kelautan. Terutama pada sisi wilayah timur Indonesia guna menuju keseimbangan pembangunan wilayah barat.

Terkait pernyataan Andi Surya ini, Kepala BPS Suryamin menyatakan segera melakukan upaya penelitian dan survei di jalur penyeberangan Jawa-Sumatera. Terutama terkait pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang akan berdampak pada skala ekonomi yang menghubungkan Jawa-Sumatera lima tahun mendatang.

"Sekaligus sebagai data masukan kepada pemerintah, apakah ada signifikansi ledakan lalu lintas jika JSS tidak segera dibangun," ujar Suryamin.

RDP dengan BPS ini dipimpin Wakil Ketua Komite IV DPD RI Ajiep Padindang. Hearing mengeluarkan kesepahaman kedua institusi berupa kesimpulan BPS sewajarnya menjadi sumber utama data dan informasi untuk penetapan kebijakan pemerintah, khususnya di bidang perencanaan dan penganggaran.

BPS juga diharapkan meningkatkan kualitas data hasil sensus dan survei. Karena itu, perlu didukung profesionalisme aparat dan pembinaan jaringan informasi untuk menjadi sumber data serta meningkatkan partisipasi responden. (rls/c2/dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELI DI SHOPEE

New